selamat datang


WELCOME MY BLOG "Atri Fanidi"

Minggu, 26 Mei 2013

AIMS, GOALS & OBJECTIVES

PENDAHULUAN

Pernyataan seperti aim, goals dan objektif tidaklah diciptakan dalam  sebuah kehampaan (vakum). Formulasinya menggambarkan  bagaimana pekerjaan pendidik dalam melaksanakan tugas-tugas yang banyak dipengaruhi oleh filosifi yang  mereka yakini. John Dewey berpendapat bahwa filsafat dapat dipakai sebagai teori pendidikan  umum. Jika kita ingin menerima pedidikan  sebagai proses pembentukan disposisi intelektual dan emosional dasar.  Walaupun Dewey mengkombinasikan filsafat dengan teori sebagai bahagian dari proses  pendidikan, maka kita masih menganggap bahwa filosofi juga berperan dalam menerangi praktek pendidikan. Pendapat ini diungkapkan  oleh Boyd Bode;  Jika generasi muda (berpartisipasi) dalam kehidupan social, maka pemahaman dalam membangun kurikulum dan pengajaran harus ditempatkan pada keamanan masyarakat, pada pertimbangkan reflektif tentang apa yang dianggap kehidupan yang baik sesuai dengan aturan sosial.
Jika ada satu filosofi, hanya satu cara dalam memandang realita yaitu menginterpresasikan  kebutuhan-kebutuhan social, maka spesialis kurikulum akan menjadi mudah.

PEMBAHASAN

AIMS, GOALS & OBJECTIVES
( Tujuan, Maksud & Sasaran )

A.    Tujuan Pendidikan
Dalam perubahan yang besar masyarakat memandang sekolah sebagai pembantu masyarakat agar bisa menyesuaikan diri dengan keadaan, masyarakat seringkali membutuhkan  bahwa sekolah memodifikasi  program mereka sehingga siswa mampu  untuk berfungsi dengan lebih efektif pada saat ini.
Kata-kata “aims” oleh para ahli sering digunakan berganti-ganti dengan kata-kata goals, ends, functions, general object dan purpose.  Menurut David Puaff mendefinisikan bahwa “Aims” ialah sebuah tujuan pemberi orientasi dasar dari para perancang dan pengguna kurikulum.

Komisal dan Mc.Clelan mendefenisikan “Aims” sebagai statemen general dalam memberikan  bentuk dan arahan dalam rancangan tindakan untuk mencapai beberapa tujuan lalu di produk dimasa depan. Aims  berperan sebagai panduan fungsional yang krusial dalam pendidikan, Aims tidak dapat diteliti dan dievaluasi secara langsung karena mereka hanyalah orientasi bukan out come yang dapat di kuantitaskan secara khusus.

Pendidikan manapun ditantang untuk menginterprestasikan  tujuan-tujuan social karena tujuan mempunyai kualitas global sehingga hanya sedikit tujuan yang penting  dalam memandu pendidikan.
Ralph Tyler mensarikan tentang makna tujuan sekolah AS :
1.      Mengembangkan realisasi sendiri,
2.      menjadikan individu pandai menulis dan membaca, mendorong loyalitas social mereka,
3.      memberikan keterampilan dan pemahaman yang penting untuk tenaga kerja yang produktif.
4.      melengkapi alat-alat yang diperlukan dalam mengambil pilihan  yang efektif tentang benda dan jasa, material maupun nonmaterial.
5.      mempersiapkan diri untuk belajar terus menerus.

B.        Sumber “Aims”
Havbert Spencer dalam karangannya yang berjudul “What Knowledge is of most worth” Dari analisa kontemporer masyarakatnya Spancer menyimpulkan bahwa setiap individu ingin hidup sukses, mereka butuh persiapan-persiapan utama seperti di bawah ini:
1.      membiasakan pengarahan,
2.      membiasakan diri sendiri dalam belajar, menjaga diri.
3.      menjaga kelestarian keluarga – orang tua,
4.      masyarakat dan,
5.      melakukan kegiatan dalam waktu senggang.

è Prinsip Kardinal
Komisi asosiasi pendidikan nasional  menyatakan  peranan pendidikan dalam masyarakat yang demokratis adalah  sebab untuk mengembangkan  pengetahuan, minat, gagasan, kebiasaan dan kekuatan setiap individu dimanapun nanti ia akan berkiprah. Komisi ini dipengaruhi oleh  Spenser  dalam menentukan prinsip-prinsip penting dari aktivitas kehidupan  dalam mengatur kaegori-kategori tujuan kurikulum.
Ada 7 kategori utama yang digambarkan di bawah ini tentang :
1.    Kesehatan
2.    Proses umum dan dasar
3.    Kekeluargaan
4.    Pendidikan kejuruan
5.    Pendidikan kewarganegaraan
6.    Memanfaatkan waktu senggang
7.    Karakter etika

è Pendidikan Untuk Seluruh Pemuda AS
Setelah perang duania  II Komisi  kebijakan pendidikan  AS menetapkan  10 kebutuhan anak dalam  mengembangkan  keterampilan sbb :
1.      Mampu berpartisipasi  secara produktif dan cerdas dalam kehidupan  ekonomi.
2.      Kesehatan dan kebugaran tubuh yang baik.
3.      Tahu  hak dan kewajiban  sebagai warga Negara.
4.      Memahami peran keluarga dan masyarakat.
5.      Pengetahui penggunaan  barang dan jasa dengan cerdas.
6.      Pemahaman metode Sains yana mempengaruhi sain atas kehidupan manusia dan fakta-fakta sain utama yang terfokus pada hakikat kemanusiaan  dan dunia.
7.      Pengembangkan kemampuan dalam mempersiapkan mengepresikan keindahan dalam literature, seni, musik dan lain-lain.
8.      Memanfaatkan waktu senggang dan bijaksana.
9.      Rasa hormati terhadap  orang lain dan kemampuan untuk hidup dan bekerja secara bersama-sama dengan orang lain.
10.  Menumbuhkan kemampuan berpikir secara rasional untuk mengungkapkan pikiran  secara jelas, membaca, mendengar dan pemahaman.

C.    Goals of Education
Goals merupakan  pernyataan akhir / out come dari pendidikan  dengan kata lain pernyatan tentang tujuan. Dengan menganalisis sebuah tujuan sekolah, kita dapat menentukan scop dari program pendidikan secara keseluruhan.

è Level of Goals
Secara umum, goals dapat diketahui dalam beberapa level, diantaranya :
1.      Level ekstrem satu, kesamaan terhadap tujuan dan reflek dasar filosofi
2.      Level ekstrim lain : berhubungan dengan tujuan tentang pencapaian khusus.

Menyangkut tentang Asosiasi Supervisi dan pengembangan kurikulum diidentifikasikan menjadi 10 tujuan utama pendidikan pemuda AS, diantaranya: 1) Konseptualisasi belajar sendiri, 2) saling memahami, 3) mengembangkan basik skill, 4) memotivasi belajar, 5) bertanggung jawab terhadap anggota, 6) mengembangkan kesehatan mental dan phisik, 7) meningkatkan kreativitas, 8) pemberdayaan ekonomi, 9) mengakumulasi pengetahuan untuk mengenal dunia, 10) memahami perubahan sesuai dengan statemen diatas, 
Phi Delta Kapfa mendistribusikan sejumlah tujuan yang dikreasikan oleh program pusat pengembangan California bagian tenggara, diantaranya:
1.         Belajar menjadi warga yang baik
2.         Belajar menghormati orang lain
3.         Belajar dan mencoba memahami
4.         Mengembangkan skill bidang reading, writing, speaking dan listening.
5.         Paham dan berdemokrasi
6.         Belajar bagaimana memanfaatkan informasi
7.         Mengembangkan skill di bidang lapangan
8.         Mengembangkan belajar masa depan
9.         Praktis dan memahami ide kesehatan dan keamanan
10.     Apresiasi kultur dan keindahan dunia

è Filosofi aims, goals & objectives
Pengembang kurikulum mungkin menyebutnya suatu tujuan umum seperti: memperbaiki keterampilan siswa dalam mengolah informasi saat menselaraskannya dengan materi Sains” inilah disebut dengan tujuan umum, tetapi sebagian menyatakan bahwa ini disebut “goals” padahal pengembangan mesti merangkaikan tujuan yang lebih spesifik lagi

D.    Objective of Education
Seperti yang tersebut diatas bahwa objektif pendidikan adalah tujuan yang bersifat khusus atau erat kaitannya dengan hasil dari kurikulum itu sendiri.

è   Types of Educational Objectives
Menurut Hilda Taba bahwa objektif pendidikan dapat dibagi 2 yakni menggambarkan tentang hasil sekolah itu sendiri dan menggambarkan perubahan sikap prilaku yang dicapai dalam bentuk-bentuk unit tertentu. MenurutZais tujuan umum sekolah sebagai tujuan kurikulum,, Baker dan Popham “Tujuan khusus ialah tujuan pengajaran” Bruce Tackman and Robert Magav menyebutnya bahwa objektif sering disebut dengan objektif performansi
Jadi, apapun yang mereka gambarkan diatas bahwa “objektive” adalah tujuan yang sifatnya lebih khusus dari pada “goals” dan spesifikasi ini terlihat pada progres dari tujuan umum kurikulum.

è   Behavioral Educational Objectives
Sehubungan dengan pernyataan Marger dkk, mereka meyakini bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memperbaiki kualitas belajar dan mengajar. Marger, menggambarkan bahwa tujuan pendidikan : 1) adanya terlihat perubahan sikap siswa dalam pembelajaran yang positif, 2) Kondisi siswa yang aktif saat memecahkan tujuan masalah, 3) Proficiensi (skill).



è   Non behavioral objectives
Menurut beberapa advokat bahwa tujuan non behavioral ialah para pendidik harus menyadari bahwa masih banyak indikator-indikator yang perlu dicapai untuk menghasilkan program pendidikan. Dalam bentuk lain, para penganut behaviorisme menyebutnya bahwa tujuan non behaviorisme ini merupakan gambar para siswa dalam pembelajaran dan nampak pula mereka seperti “know, understand” dan “apresiasi” (mengetahui, memahami dan apresiasi)
Para guru-guru meyakini bahwa tujuan behavioral adalah persiapan mengajar secara umum yang dipersiapaknnya. Contoh: sebagai hasil dari PBM ini, siswa dapat :
1.      Mampu
2.      Mengerti
3.      Memahami
4.      Dan lain-lain

è   Komponen Objectives
Semua objektives baik objektif behavioral maupun non behavioral memiliki komponen. Sebagian dari komponen itu ialah karakteristik dari kedua tipe objektif, target/tujuan individu atau peserta didik. Contohnya: kondisi lingkungan tempat siswa berbuat dan kondisi operasinya, dimana siswa mempelajari studinya. Keduanya disebut sebagai behavior mode (Baker dan Schutz). Tujuan behavioral menunjukkan komponen yang khusus, komponen ini disebut dengan terminal behavior. Sementara non behavioral tidak memiliki behavior mode yang spesifik. Ada beberapa komponen yang terdapat dalam tujuan komponen. Dibawah dimunculkan tingkat penguasaan atau pencapaian yang diingini sesuai dengan tujuan komponen seperti maksud dan tujuan (means and end).

v  Taxonomie Level
Saat menyusun kurikulum, khususnya dalam mengembangkan tujuan, pendidik sebaiknya mempertimbangkan domain-domain pembelajaran seperti; kognitif, afektif dan psikomotor.


a.    Cognitive Domain
Menurut Blom, taxonomi ialah sangat terkait dengan pengaruh tujuan formasi, ada 7 kategori taxanomi yang diemukakan oleh Bloom : 1) Knowledge, 2) Komprehension, 3) Aplikasi, 4) Analisis, 5) Sintesis, 6) Evaluasi.

b.   Afektif Domain
Ada 5 kategori tentang afektif domain yang ditampilkan oleh Krathwoht, seperti :
1.      Menerima (receiving)
2.      Merespon (responding)
3.      Nilai / harga (valuing)
4.      Menyusun (organization)
5.      Karakteristik

c.    Psikomotor Domain
Poin ini didominasi dari faktor kognitif dan afektif. Anita Harrow mengembangkan psikomotor taxonomi dengan beberapa kategori :
1.      Refleksi movements
2.      Gerakan fundamental
3.      Kemampuan peseptual
4.      Kemampuan fisik
5.      Gerakan terampil
6.      Komunikasi nondiscursif (cara berkomunikasi melalui mine)

v  Pendekatan Terhadap Tujuan Pendidikan
Objektif dirancang untuk keterlibatan komunikasi kelompok – siswa, guru, orang biasa – yang menentukan pedalaman khusus, yang bertujuan untuk pemahaman kurikulum dan penerapannya.




KESIMPULAN
Secara detail informasi tentang “aims”, “goals” dan “objektif” telah digambakan diatas. “Aims” disajikan oleh berbagai group dan komisi, tujuannya untuk membimbing dan mengarahkan usaha pendidikan. “Aims” bertujuan untuk membangkitkan respon terhadap masyarakat umum pada waktu tertentu.
“Goals” adalah statement yang lebih khusus dari pada “aims”. Keduanya menunjukkan tujuan akhir dari pendidikan. Tujuan khusus ini diciptakan oleh komisi sekolah sementara para guru berperan aktif untuk mengembangkan tujuan, selanjutnya, tujuan khusus itu dilakukan secara terus-menerus. Porsi utama dalam tujuan pendidikan adalah menggambarkan objektif, banyak memberikan perhatian yang serius baik kepada behavior dan non behavior.















DAFTAR PUSTAKA
ORNSTEIN. ALLAN C. AND HUNSKIN FRANCIS P. 1988. CURRICULUM Foundations,Principles, and Issues. Englewood Cliffs. N.J : Prantice Hall

Tidak ada komentar: