PENDAHULUAN
Pernyataan
seperti aim, goals dan objektif tidaklah diciptakan
dalam sebuah kehampaan (vakum). Formulasinya menggambarkan
bagaimana pekerjaan pendidik dalam melaksanakan tugas-tugas yang banyak
dipengaruhi oleh filosifi yang mereka yakini. John Dewey berpendapat
bahwa filsafat dapat dipakai sebagai teori pendidikan umum. Jika kita
ingin menerima pedidikan sebagai proses pembentukan disposisi intelektual
dan emosional dasar. Walaupun Dewey mengkombinasikan
filsafat dengan teori sebagai bahagian dari proses pendidikan, maka kita
masih menganggap bahwa filosofi juga berperan dalam menerangi praktek
pendidikan. Pendapat ini diungkapkan oleh Boyd Bode;
Jika generasi muda (berpartisipasi) dalam kehidupan social, maka pemahaman
dalam membangun kurikulum dan pengajaran harus ditempatkan pada keamanan
masyarakat, pada pertimbangkan reflektif tentang apa yang dianggap kehidupan
yang baik sesuai dengan aturan sosial.
Jika ada satu
filosofi, hanya satu cara dalam memandang realita yaitu
menginterpresasikan kebutuhan-kebutuhan social, maka spesialis kurikulum
akan menjadi mudah.
PEMBAHASAN
AIMS, GOALS
& OBJECTIVES
( Tujuan,
Maksud & Sasaran )
A. Tujuan Pendidikan
Dalam perubahan yang besar masyarakat memandang
sekolah sebagai pembantu masyarakat agar bisa menyesuaikan diri dengan keadaan,
masyarakat seringkali membutuhkan bahwa sekolah memodifikasi
program mereka sehingga siswa mampu untuk berfungsi dengan lebih efektif
pada saat ini.
Kata-kata “aims” oleh para ahli sering
digunakan berganti-ganti dengan kata-kata goals, ends, functions,
general object dan purpose. Menurut David Puaff mendefinisikan
bahwa “Aims” ialah sebuah tujuan pemberi orientasi dasar dari para
perancang dan pengguna kurikulum.
Komisal dan Mc.Clelan mendefenisikan
“Aims” sebagai statemen general dalam memberikan bentuk dan arahan
dalam rancangan tindakan untuk mencapai beberapa tujuan lalu di produk dimasa
depan. Aims berperan sebagai panduan fungsional yang krusial
dalam pendidikan, Aims tidak dapat diteliti dan dievaluasi secara langsung
karena mereka hanyalah orientasi bukan out come yang dapat di kuantitaskan
secara khusus.
Pendidikan manapun ditantang untuk
menginterprestasikan tujuan-tujuan social karena tujuan mempunyai
kualitas global sehingga hanya sedikit tujuan yang penting dalam memandu
pendidikan.
Ralph
Tyler mensarikan tentang makna tujuan sekolah AS :
1.
Mengembangkan
realisasi sendiri,
2.
menjadikan
individu pandai menulis dan membaca, mendorong loyalitas social mereka,
3.
memberikan
keterampilan dan pemahaman yang penting untuk tenaga kerja yang produktif.
4.
melengkapi
alat-alat yang diperlukan dalam mengambil pilihan yang efektif tentang
benda dan jasa, material maupun nonmaterial.
5.
mempersiapkan
diri untuk belajar terus menerus.
B.
Sumber “Aims”
Havbert Spencer dalam
karangannya yang berjudul “What Knowledge is of most worth” Dari
analisa kontemporer masyarakatnya Spancer menyimpulkan bahwa
setiap individu ingin hidup sukses, mereka butuh persiapan-persiapan utama
seperti di bawah ini:
1.
membiasakan
pengarahan,
2.
membiasakan
diri sendiri dalam belajar, menjaga diri.
3.
menjaga
kelestarian keluarga – orang tua,
4.
masyarakat dan,
5.
melakukan
kegiatan dalam waktu senggang.
è Prinsip
Kardinal
Komisi asosiasi pendidikan nasional
menyatakan peranan pendidikan dalam masyarakat yang demokratis
adalah sebab untuk mengembangkan pengetahuan, minat, gagasan,
kebiasaan dan kekuatan setiap individu dimanapun nanti ia akan berkiprah.
Komisi ini dipengaruhi oleh Spenser dalam
menentukan prinsip-prinsip penting dari aktivitas kehidupan dalam
mengatur kaegori-kategori tujuan kurikulum.
Ada 7 kategori
utama yang digambarkan di bawah ini tentang :
1. Kesehatan
2.
Proses umum dan
dasar
3.
Kekeluargaan
4.
Pendidikan
kejuruan
5.
Pendidikan
kewarganegaraan
6.
Memanfaatkan
waktu senggang
7.
Karakter etika
è Pendidikan Untuk Seluruh Pemuda AS
Setelah
perang duania II Komisi kebijakan pendidikan AS
menetapkan 10 kebutuhan anak dalam mengembangkan keterampilan
sbb :
1.
Mampu
berpartisipasi secara produktif dan cerdas dalam kehidupan ekonomi.
2.
Kesehatan dan
kebugaran tubuh yang baik.
3.
Tahu hak
dan kewajiban sebagai warga Negara.
4.
Memahami peran
keluarga dan masyarakat.
5.
Pengetahui
penggunaan barang dan jasa dengan cerdas.
6.
Pemahaman
metode Sains yana mempengaruhi sain atas kehidupan manusia dan fakta-fakta sain
utama yang terfokus pada hakikat kemanusiaan dan dunia.
7.
Pengembangkan
kemampuan dalam mempersiapkan mengepresikan keindahan dalam literature, seni,
musik dan lain-lain.
8.
Memanfaatkan
waktu senggang dan bijaksana.
9.
Rasa hormati
terhadap orang lain dan kemampuan untuk hidup dan bekerja secara
bersama-sama dengan orang lain.
10.
Menumbuhkan
kemampuan berpikir secara rasional untuk mengungkapkan pikiran secara
jelas, membaca, mendengar dan pemahaman.
C.
Goals of Education
Goals merupakan pernyataan akhir / out
come dari pendidikan dengan kata lain pernyatan tentang tujuan. Dengan menganalisis
sebuah tujuan sekolah, kita dapat menentukan scop dari program pendidikan
secara keseluruhan.
è Level of Goals
Secara
umum, goals dapat diketahui dalam beberapa level, diantaranya
:
1.
Level ekstrem
satu, kesamaan terhadap tujuan dan reflek dasar filosofi
2.
Level ekstrim
lain : berhubungan dengan tujuan tentang pencapaian khusus.
Menyangkut tentang Asosiasi Supervisi dan
pengembangan kurikulum diidentifikasikan menjadi 10 tujuan utama pendidikan
pemuda AS, diantaranya: 1) Konseptualisasi belajar sendiri, 2) saling memahami,
3) mengembangkan basik skill, 4) memotivasi belajar, 5) bertanggung jawab
terhadap anggota, 6) mengembangkan kesehatan mental dan phisik, 7) meningkatkan
kreativitas, 8) pemberdayaan ekonomi, 9) mengakumulasi pengetahuan untuk mengenal
dunia, 10) memahami perubahan sesuai dengan statemen diatas,
Phi Delta Kapfa mendistribusikan
sejumlah tujuan yang dikreasikan oleh program pusat pengembangan California
bagian tenggara, diantaranya:
1.
Belajar menjadi
warga yang baik
2.
Belajar menghormati
orang lain
3.
Belajar dan
mencoba memahami
4.
Mengembangkan skill bidang reading,
writing, speaking dan listening.
5.
Paham dan
berdemokrasi
6.
Belajar
bagaimana memanfaatkan informasi
7.
Mengembangkan skill di
bidang lapangan
8.
Mengembangkan
belajar masa depan
9.
Praktis dan
memahami ide kesehatan dan keamanan
10.
Apresiasi
kultur dan keindahan dunia
è Filosofi aims, goals
& objectives
Pengembang kurikulum
mungkin menyebutnya suatu tujuan umum seperti: memperbaiki keterampilan siswa
dalam mengolah informasi saat menselaraskannya dengan materi Sains” inilah
disebut dengan tujuan umum, tetapi sebagian menyatakan bahwa ini disebut
“goals” padahal pengembangan mesti merangkaikan tujuan yang lebih spesifik lagi
D.
Objective of
Education
Seperti yang tersebut diatas bahwa objektif
pendidikan adalah tujuan yang bersifat khusus atau erat kaitannya dengan hasil
dari kurikulum itu sendiri.
è Types of Educational Objectives
Menurut Hilda Taba bahwa objektif pendidikan
dapat dibagi 2 yakni menggambarkan tentang hasil sekolah itu sendiri dan
menggambarkan perubahan sikap prilaku yang dicapai dalam bentuk-bentuk unit
tertentu. MenurutZais tujuan umum sekolah sebagai tujuan
kurikulum,, Baker dan Popham “Tujuan khusus
ialah tujuan pengajaran” Bruce Tackman and Robert Magav menyebutnya
bahwa objektif sering disebut dengan objektif performansi
Jadi, apapun yang mereka gambarkan diatas bahwa
“objektive” adalah tujuan yang sifatnya lebih khusus dari pada “goals”
dan spesifikasi ini terlihat pada progres dari tujuan umum
kurikulum.
è Behavioral Educational Objectives
Sehubungan dengan pernyataan Marger dkk,
mereka meyakini bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memperbaiki kualitas
belajar dan mengajar. Marger, menggambarkan bahwa tujuan pendidikan
: 1) adanya terlihat perubahan sikap siswa dalam pembelajaran yang positif, 2)
Kondisi siswa yang aktif saat memecahkan tujuan masalah, 3) Proficiensi
(skill).
è Non behavioral objectives
Menurut beberapa advokat bahwa
tujuan non behavioral ialah para pendidik harus menyadari bahwa masih banyak indikator-indikator
yang perlu dicapai untuk menghasilkan program pendidikan. Dalam bentuk lain,
para penganut behaviorisme menyebutnya bahwa tujuan non behaviorisme ini
merupakan gambar para siswa dalam pembelajaran dan nampak pula mereka seperti “know,
understand” dan “apresiasi”
(mengetahui, memahami dan apresiasi)
Para guru-guru meyakini bahwa tujuan behavioral
adalah persiapan mengajar secara umum yang dipersiapaknnya. Contoh: sebagai
hasil dari PBM ini, siswa dapat :
1.
Mampu
2.
Mengerti
3.
Memahami
4.
Dan lain-lain
è Komponen Objectives
Semua objektives baik objektif behavioral
maupun non behavioral memiliki komponen. Sebagian dari komponen itu ialah
karakteristik dari kedua tipe objektif, target/tujuan individu atau peserta
didik. Contohnya: kondisi lingkungan tempat siswa berbuat dan kondisi
operasinya, dimana siswa mempelajari studinya. Keduanya disebut sebagai
behavior mode (Baker dan Schutz). Tujuan behavioral
menunjukkan komponen yang khusus, komponen ini disebut dengan terminal
behavior. Sementara non behavioral tidak memiliki behavior mode yang spesifik.
Ada beberapa komponen yang terdapat dalam tujuan komponen. Dibawah dimunculkan
tingkat penguasaan atau pencapaian yang diingini sesuai dengan tujuan komponen
seperti maksud dan tujuan (means and end).
v Taxonomie Level
Saat menyusun kurikulum, khususnya dalam
mengembangkan tujuan, pendidik sebaiknya mempertimbangkan domain-domain
pembelajaran seperti; kognitif, afektif dan psikomotor.
a.
Cognitive
Domain
Menurut Blom, taxonomi ialah sangat terkait
dengan pengaruh tujuan formasi, ada 7 kategori taxanomi yang diemukakan oleh
Bloom : 1) Knowledge, 2) Komprehension, 3) Aplikasi, 4) Analisis, 5) Sintesis,
6) Evaluasi.
b.
Afektif Domain
Ada 5 kategori tentang afektif domain yang
ditampilkan oleh Krathwoht, seperti :
1.
Menerima
(receiving)
2.
Merespon
(responding)
3.
Nilai / harga
(valuing)
4.
Menyusun
(organization)
5.
Karakteristik
c.
Psikomotor
Domain
Poin ini didominasi dari faktor kognitif dan
afektif. Anita Harrow mengembangkan psikomotor taxonomi dengan beberapa
kategori :
1. Refleksi movements
2. Gerakan fundamental
3. Kemampuan peseptual
4. Kemampuan fisik
5. Gerakan terampil
6. Komunikasi nondiscursif (cara berkomunikasi
melalui mine)
v Pendekatan Terhadap Tujuan Pendidikan
Objektif dirancang untuk keterlibatan
komunikasi kelompok – siswa, guru, orang biasa – yang menentukan pedalaman
khusus, yang bertujuan untuk pemahaman kurikulum dan penerapannya.
KESIMPULAN
Secara detail informasi tentang “aims”, “goals”
dan “objektif” telah digambakan diatas. “Aims” disajikan oleh berbagai group
dan komisi, tujuannya untuk membimbing dan mengarahkan usaha pendidikan. “Aims”
bertujuan untuk membangkitkan respon terhadap masyarakat umum pada waktu
tertentu.
“Goals” adalah statement yang lebih khusus dari
pada “aims”. Keduanya menunjukkan tujuan akhir dari pendidikan. Tujuan khusus
ini diciptakan oleh komisi sekolah sementara para guru berperan aktif untuk
mengembangkan tujuan, selanjutnya, tujuan khusus itu dilakukan secara
terus-menerus. Porsi utama dalam tujuan pendidikan adalah menggambarkan
objektif, banyak memberikan perhatian yang serius baik kepada behavior dan non
behavior.
DAFTAR PUSTAKA
ORNSTEIN. ALLAN C. AND HUNSKIN FRANCIS P. 1988. CURRICULUM Foundations,Principles, and
Issues. Englewood Cliffs. N.J : Prantice Hall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar